Aku berjalan dalam langkah terseok menuju pintu dunia
Dihantui bayang maya pekat membiru
Kusisir semua kabut demi sebuah asa rinduku
Karena cintaku tak mengenal waktu
Cintaku adalah bait-bait yang membuat mereka menertawaiku
Rinduku adalah nyanyian sesak yang menghimpit tulang
Hingga menusuk sum-sumku
Sedang nafasku adalah pupuk yang menyuburkannya
Maka cintaku tak mengenal waktu
Kutelan semua getir demi cinta yang mendera
Biarkan kuanggap madu racun yang telah menggerogoti jiwa
Biarkan ia menjadi obat bagi pembunuh rinduku
Karena cintaku tak mengenal waktu
Aku meniti di tepi jurang maut karena cintaku
Karena hanya cinta yang membuatku menikmati mentari
Karena cintaku tak mengenal waktu
Biarkan aku merobek rindu karena asaku
Biarkan kucabik dia yang menyiksaku
Dalam bait-bait hari yang mendera kalbu
Semua tak lain karena cintaku yang kian membiru itu
Aku tetap mengelana mencari cintaku
Meski hingga kini belum ada temu
Maka aku tak peduli
Karena cintaku adalah sketsa wajahmu yang selalu mengisi alam bawah sadarku
Karena cintaku tak mengenal waktu
Untuk terus mengingat dan mencarimu hingga bertemu . . . . . . .
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar