Perilaku Budaya Demokrasi dalam Kehidupan Sehari-hari


Perilaku budaya demokrasi harus terus dikembangkan dalam kehidupan demokrasi, baik dalam suprastruktur maupun infrastruktur. Perilaku budaya demokrasi yang dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara akan menghasilkan demokrasi yang berbudaya dan peradaban. Kondisi demikian merupakan iklim yang cukup mendukung terwujudnya masyarakat madani.
Rusli Karim berpendapat bahwa perilaku dan cirri-ciri seseorang yang mempunyai kepribadian yang demokrasi adalah:
1.      Inisiatif;
2.      Disposisi;
3.      Toleransi;
4.      Kecintaan terhadap keterbukaan;
5.      Komitmen dan tanggung jawab;
6.      Kerja sama keterhubungan;
Sementara itu, Henry B. Mayo merinci beberapa nilai yang terdapat dalam budaya demokrasi atau mendukung tegaknya prinsip-prinsip demokrasi yaitu sebagai berikut:
1.      Menyelesaikan perselisihan dengan damai secara lembaga.
2.      Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang berubah.
3.      Menyelesaikan pergantian pemimpin secara teratur.
4.      Membatasi pemakaian kekerasan sampai taraf yang minimal.
5.      Mengakui dan mengganggap wajar adanya keanekaragaman.
6.      Menjamin tegaknya keadilan.
Untuk dapat menjamin tetap tegaknya nilai-nilai demokrasi, maka perlu diselenggarakan perilaku yang mendukung tetap tegaknya prinsip-prinsip demokrasi yang bersumber kepada nilai-nilai budaya demokrasi, diantaranya melalui hal-hal sebagai berikut:
1.      Pemerintahan yang bertanggung jawab
2.      Lembaga perwakilan rakyat yang menyalurkan aspirasi rakyat dan mengadakan pengawasan
3.      Pembentukan organisasi atau adanya partai politik
4.      Pers dan media massa yang bebas untuk menyalurkan pendapat
5.      System peradilan yang bebas (merdeka) untuk menjamin hak-hak asasi dan mempertahankan keadilan

Sumber: M, Hasim. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Quadra

Organisasi Internasional


  •       ASEAN (Association of South East Asian Nations)
ASEAN terbentuk pada 8 Agustus 1967. Asas terbentuknya ASEAN adalah untuk mewujudkan cita-cita perdamaian, kemerdekaan, keadilan social dan kesejahteraan selain itu untuk untuk mewujudkan stabilitas ekonomi dan social demi terjaminnya cita-cita rakyat dan bangsa serta adanya kepentingan dan masala-masalah di kalangan bangsa-bangsa Asia Tenggara dalam rangka memperkokoh solidaritas regional dan kerja sama yang ada.
  •       Konferensi Asia Afrika (KAA)
Latar belakang lahirnya KAA karena bangsa Asia-Afrika sedang dilanda kekhawatiran akibat makin dikembangkannya senjata nuklir yang dapat memusnahkan umat manusia, selain itu juga karena tidak berakhirnya situasi permusuhan di antara bangsa-bangsa di dunia akibat Perang Dunia II. Tujuan dibentuknya KAA untuk memajukan kehendak luhur (goodwill) dan kerja sama antarbangsa-bangsa, mempertimbangkan soal-soal serta hubungan-hubungan di lapangan social, mempertimbangkan soal-soal yang  erupa kepentingan khusus bangsa-bangsa Asia-Afrika, serta meninjau kedudukan Asia dan Afrika.
  •       Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Piagam PBB disahkan oleh parlemen masing-masing Negara setelah Perang Dunia II berakhir dengan menyerahnya Jerman Fasis kepada sekutu tanggal 7 Mei 1945 dan menyusul Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu tanggal 15 Agustus 1945. Tujuan PBB untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional, memajukan hubungan persahabatan antarbangsa dengan menghormati hak menentukan nasib sendiri, menciptakan kerja sama dalam memecahkan permasalahan internasional, serta menjadikan PBB sebagai pusat kegiatan dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita bersama.



Sumber: M, Hasim. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Quadra

KOMUNISME

Komunisme (berasal dari bahasa Latin communis = secara kemasyarakatan): bentuk sistem masyarakat di mana sarana-sarana produksi dimiliki secara bersamaan dan pembagian produksi dilakukan berdasarkan asas bahwa setiap anggota masyarakat dapat memperoleh hasil bagian sesuai dengtan kebutuhan.
Dalam kenyataan, istilah komunisme dimonopoli oleh partai komunisme. Asas komunisme sebagai suatu gerakan politik mulai muncul di masa Revolusi Perancis. Kemudian Karl Marx membawa pengaruh besar, karena ajaran-ajarannya (Marxisme) semula disamakan dengan komunisme. Istilah komunisme didengungkan kembali oleh Lenin pada tahun 1917, yang diterapkan secara “revolusioner” dan “radikal” sehingga Lenin dianggap sebagai pendiri aliran komunisme modern. Setelah Perang Dunia II, akibat pengaruh Rusia sejumlah Negara (terutama di Eropa Timur dan sebagian Asia) mengambil komunisme sebagai suatu bentuk system politikbdan system social ekonomi.
Di Negara-negara Eropa Timur, kedudukan serta peranan partai komunis sangat dominan. Hal ini disebabkan karena perkembangan selama dan sesudah Perang Dunia II di mana pendudukan Nazi Jerman atas Negara-negara Eropa Timur, memaksa golongan-golongan komunis saling bekerja sama dalam masyarakat setempat guna melancarkan perlawanan terhadap tentara pendudukan. Dengan ditundukannya Nazi Jerman oleh paukan Uni Soviet yang tergabung dalam Tentara Merah, partai-partai komunis minoritas setempat berhasil merebut pucuk pimpinan dan kekuasaan pemerintah Negara.
Demokrasi ala komunis (demokrasi rakyat) yang lahir di Eropa Timur, mencapai status resmi di masing-masing Negara antara lain: Cekoslovakia dicapai dalam tahun 1948, di Hongaria pada tahun 1949, di Polandia dan Rumania pada tahun 1952. Cekoslovakia diresmikan tahun 1960, dan Rumania pada tahun 1965. Komunisme tidak hanya merupakan system politik, tetapi juga mencerminkan suatu gaya hidup yang berdasarkan nilai-nilai tertentu.


Sumber: Budiyanto, "Pendidikan Kewarganegaraan", Jakarta, Penerbit Erlangga, 2006

Cintaku Tak Mengenal Waktu

     Aku berjalan dalam langkah terseok menuju pintu dunia
     Dihantui bayang maya pekat membiru
     Kusisir semua kabut demi sebuah asa rinduku
     Karena cintaku tak mengenal waktu
    
     Cintaku adalah bait-bait yang membuat mereka menertawaiku
     Rinduku adalah nyanyian sesak yang menghimpit tulang
     Hingga menusuk sum-sumku
     Sedang nafasku adalah pupuk yang menyuburkannya
     Maka cintaku tak mengenal waktu

     Kutelan semua getir demi cinta yang mendera
     Biarkan kuanggap madu racun yang telah menggerogoti jiwa
     Biarkan ia menjadi obat bagi pembunuh rinduku
     Karena cintaku tak mengenal waktu

     Aku meniti di tepi jurang maut karena cintaku
     Karena hanya cinta yang membuatku menikmati mentari
     Karena cintaku tak mengenal waktu

     Biarkan aku merobek rindu karena asaku
     Biarkan kucabik dia yang menyiksaku
     Dalam bait-bait hari yang mendera kalbu
     Semua tak lain karena cintaku yang kian membiru itu

     Aku tetap mengelana mencari cintaku
     Meski hingga kini belum ada temu
     Maka aku tak peduli
     Karena cintaku adalah sketsa wajahmu yang selalu mengisi alam bawah sadarku
     Karena cintaku tak mengenal waktu
     Untuk terus mengingat dan mencarimu hingga bertemu . . . . . . .

Jika Air Terbuat dari Hidrogen dan Oksigen, Mengapa Kita Tidak Dapat Bernapas di Dalam Air ?

Tentu kita ingat satu hal tentang bahan-bahan kimia, saat mereka bereaksi dalam jalur tertentu, mereka membentuk senyawa yang sama sekali berbeda dengan elemen-elemen asalnya. Sebagai contoh, jika kita mereaksikan karbon dengan hidrogen dan oksigen secara bersamaan dapat memperoleh glukosa (C6H12O6) atau dengan reaksi yang lain diperoleh cuka (C2H4O2) atau etanol (C2H5OH).
            Pada kasus gas hydrogen atau oksigen, jika kita mereaksikannya secara bersamaan dengan cara tertentu diperoleh cairan air (H2O). Alasan kita tidak dapat menghirup cairan di air adalah oksigen digunakan untuk mengikat dua atom hydrogen sehingga terbentuk cairan, dan kita tidak dapat menghirup cairan tersebut. Oksigen tidak berguna bagi kita dalam bentuk seperti itu.
Alasan kedua kita tidak dapat bernapas di air adalah paru-paru ,kita tidak memiliki luas permukaan yang cukup untuk mengisap oksigen secukupnya dari air. Juga lapisan yang melapisi paru-paru kita lebih teradaptasi untuk menggunakan udara daripada air. Meski begitu, telah dilakukan beberapa percobaan pernapasan manusia menggunakan cairan yang lain, seperti fluorocarbon. Fluorocarbon dapat melarutkan oksigen yang cukup dan paru-paru kita dapat mengambil gas oksigen (O2) tersebut.

Dari Manakah Asal Gemertak Suara Ruas Jari ?

     Tentu kita tahu bahwa beberapa bagian ruas jari dan sendi akan menghasilkan suara saat ditekuk, ditarik, atau diputar, bergantung jenis sendinya. Melakukan ini di sela-sela waktu luang tentu menyenangkan dan menjadi hiburan tersendiri. Tapi, apakah kita tahu bagaimana suara tersebut terbentuk ?
     Ternyata pada ujung-ujung tulang yang membentuk sendi, dilapisi selaput sendi atau membran sinovial yang menghasilkan membran sinovial. Cairan ini berfungsi layaknya pelumas sehingga gesekan ujung-ujung tulang, daging, dan otot tidak menimbulkan rasa sakit. Minyak sinovial juga mengandung berbagai jenis nutrisi dan campuran gas oksigen, nitrogen, dan karbon dioksida.
     
Letusan Gas dan Pergeseran Jaringan
     Nah, saat mematah-matahkan tangan, ruangan cairan di sekitar sendi akan meregang. Karena regangan itulah, gas di dalam cairan akan dilepaskan. Letusan gas-gas itulah yang menghasilkan bunyi di persendian. Menurut para ilmuan, cairan sendi harus menyerap gas kembali beberapa saat sebelum kita dapat membuat bunyi yang sama.
     Tendon dan ligamen juga penyebab timbulnya suara. Jaringan lunak di persendian ini mirip dengan karet yang mengikat otot dengan ujung-ujung tulang agar tidak lepas. Begitu pula dengan ligamen yang menghubungkan tulang dengan tulang lainnya.
     Saat persendian digerakkan, kadang-kadang tendon dan ligamen lepas dari tempatnya, namun segera kembali. Misalnya, saat lutut berbunyi karena berdiri dari posisi duduk.